Perbandingan Hasil Pemeriksaan Retikulosit Metode Pewarnaan Supravital Dengan Alat Otomatik Sysmex Xn 1000
Abstract
Retikulosit mengindikasikan produksi sel darah merah oleh sumsum tulang yang dapat digunakan mendiagnosa serta memantau terapi anemia. Pemeriksaan hitung retikulosit dapat dilakukan menggunakan metode supravital dan metode flowcytometri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan hasil pemeriksaan retikulosit menggunakan metode manual pewarnaan supravital dengan alat otomatik Sysmex XN 1000 metode flowcitometri. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Klinik Prodia Kelapa Gading Jakarta Utara. Metode penelitian menggunakan desain penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan total sampling, dengan jumlah sampel 36 orang. Hasil hitung retikulosit pada kedua metode memiliki rerata yang tidak berbeda jauh. Hasil retikulosit yang ditemukan tinggi dengan metode manual supravital juga ditemukan tinggi dengan metode flowcitometri. Uji normalitas data pada kedua metode tidak berdistribusi normal. Hasil analisis uji beda Wilcoxon signed rank t didapatkan nilai signifikasi 0,277 > α (0,05) maka hipotesa nol diterima, artinya tidak adanya perbedaan yang bermakna dengan jumlah retikulosit metode pewarnaan supravital dengan alat otomatik Sysmex XN 1000. Berdasarkan penelitian, pemeriksaan hitung retikulosit dapat dilakukan dengan menggunakan kedua metode tersebut dengan lebih memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil perhitungan retikulosit.
References
Ariza, D., & Ferdhyanti, A. U. (2021). Description of Hematological Routine in Patients Infected Covid-19 Before and After Convalence Plasma Therapy Gambaran. Medicra (Journal of Medical Laboratory Science/Technology), 4(2), 78–82. https://doi.org/10.21070/medicra.v4i2.1613
Endrianti, R., Ridwanna, S., Rinaldi, S. F., & Solihat, M. F. (2023). Verifikasi Metode Hematology Analyzer Sysmex XN-330 Di Laboratorium Klinik Labora. Jurnal Kesehatan Siliwangi, 04(1), 61–69. https://doi.org/doi.org/10.34011/jks.v4i1.1491 61
George, L., Basu, D., & Kar, R. (2022). Comparison between manual and automated methods of counting reticulocytes and the effect of sample storage on reticulocyte count: a cross-sectional study from Southern India. Indian Journal of Hematology and Blood Transfusion, 38, pages, 106–110. https://doi.org/https://doi.org/10.1007/s12288-021-01424-x
Hermayanti, D. (2023). Dasar-Dasar Hematologi, Hemostasis, Dan Transfusi Darah. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Malang. Malang.
Kumar, A. K. G., & Bhushan, S. (2022). Reticulocytes-Mother of Erythrocytes. Intechopen, 30(16). doi: 10.5772/intechopen.107125
Nugraha, G. (2018). Panduan Pemeriksaan Laboratorium Hematologi Dasar (2nd ed.). Jakarta: Trans Info Media.
Pagana, K. D. (2014). Mosby’s Manual of Diagnostic and Laboratory Tests. Elsevier Mosby.
Pan, L. L., Yu, H. C., Lee, C. H., Hung, K. C., Tsai, I. T., & Sun, C. K. (2022). Impact of Staining Methods and Human Factors on Accuracy of Manual Reticulocyte Enumeration. Diagnostics, 12(9). https://doi.org/10.3390/diagnostics12092154
Praptomo, A. J. (2016). Perbandingan Hasil Pemeriksaan Hitung Jumlah Trombosit Metode Langsung (Rees Ecker) Metode Tidak Langsung (Fonio), dan Metode Automatik (Hematology Analyzer). Jurnal Medika, 1–13. Retrieved from https://jurnal.itkeswhs.ac.id/index.php/medika/article/download/34/20/104
Pratiwi, A. A., Sukeksi, A., & Ariyadi, T. (2018). Perbedaan Jumlah Retikulosit Sebelum Dan Sesudah Donor Darah. Skripsi. Universitas Muhammadiya Semarang. Semarang.
Setyawati, Pembantjanawati, E., & Rosita, L. (2016). Hubungan antara Indeks Produksi Retikulosit (IPR) dengan Red Blood Cell Distribution Width (RDW) pada Klasifikasi Anemia berdasarkan Defek Fungsional. Jurnal Kedokteran Yarsi, 16(1), 63–071. Retrieved from https://www.neliti.com/id/publication/105469/hubungan-antara-indeks-produksi-retikulosit-ipr-dengan-red-blood-cell-distributi
Suastika, R. D. (2015). Pemeriksaan Jumlah Retikulosit Pada Penderita Anemia di RS. Siti Khodijah Sepanjang. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surabaya. Surabaya.
Suega, K. (2010). Aplikasi Klinis Retikulosit. Jurnal Penyakit Dalam, 11(3), 191-201. Retrieved from https://ojs.unud.ac.id/index.php/jim/article/view/3900/2893
Telaumbenua, A. C., Lillah, & Almurdi. (2014). Membandingkan Jumlah Retikulosit Pada Penderita Anemia Defisiensi Besi Sebelumdan Sesudah Pengobatan Dengan Preparat Fe. Jurnal Kesehatan Saintika Meditory, 2(2), 12–17. Retrieved from https://jurnal.syedzasaintika.ac.id/index.php/meditory/article/view/538
Uppal, V., Naseem, S., Bihana, I., Sachdeva, M. U. S., & Varma, N. (2020). Reticulocyte count and its parameters: comparison of automated analyzers, flow cytometry, and manual method. Journal of Hematopathology, 13(2), 89–96. https://doi.org/10.1007/s12308-020-00395-8
Widiyarso, H. (2020). Perbedaan Hitung Jumlah Eosinofil Menggunakan Metode Apusan Darah Tepi Dan Alat Automatik Laser-Based Flowcytometry. Karya Tulis Ilmiah. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nasional.
Wirawan, R. (2011). Pemeriksaan laboratorium hematologi. Jakarta: Universitas Indonesia.